halaman

Tuesday, August 29, 2006

Pesan-pesan Al Quran Tentang Tujuan Hidup

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan-pesan Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya

Nasehat ini untuk semuanya ..........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk

mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Nikah itu ibadah.......
Nikah itu suci........... ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena
kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan.....
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan..... Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta....
Namun...... jika cinta engkau jadikan sbg landasan,
maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu".....
disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......
Jika ini kau lakukan "istanamu" tidak akan langgeng..

Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw....
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan
sorban, karena sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.

Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan
tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit bajunya yang robek........

Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu".....
Disayang, dimanja dan dilayani suami......
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu....
Jika itu engkau lakukan, "istanamu" akan menjadi neraka bagimu

Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engkau lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih,
tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu
tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena
menuruti kemauan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu.....
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya......
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth.....
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu....

Didiklah istrimu...
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagaiKhadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami Muhammad saw menerima tugas risalah.....

Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah...
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam....
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Jika engkau menjadi istri...
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu...
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu akan
memaksanya menjadi pendurhaka...... jangan..........

Jika engkau menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....

Amin....



sumber: percikan-iman.com

Apakah Pertimbangan Fisik Dan Mai'syah Dalam Memilih Pasangan Hidup Diperbolehkan & Syar'i

Ustad, menurut Allah & RosulNya apakah dibenarkan bila saya masih mempertimbangkan masalah fisik dan mai'syah dalam memilih pasangan hidup ? Dan bagaimana menyingkapinya ? Nikah itu kan untuk seumur hidup.

Annisa Putri

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba�d.


Jawaban singkat : Ya, pertimbangan pisik dan ma`isyah sangat boleh dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih calon pasangan.

Lengkapnya adalah bahwa ketika Rasulullah SAW menyebutkan tentang bagaimana memilih calon pasangan hidup, beliau menyebutkan 4 kriteria. Dan eliau menekankan kriteria agama. Namun bukan berarti yang boleh dijadikan pertimbangan hanya agamanya saja. Sebab pengertian hadits ini hanya memberikan mana yang lebih diprioritaskan, bukan menggugurkan yang lainnya.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,"Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa' fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha' Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)


Di sisi lain, ketika ada seorang shahabat ingin menikah dan melapor kepada Rasulullah SAW, beliau SAW bertanya apakah sudah melihat pisiknya. Shahabat tadi menyatakan belum, maka Rasulullah SAW memerintahkannya untuk melihat dulu penampilan pisiknya. Kalau urusan pisik tidak perlu dijadikan bahan pertimbangan, tentu beliau SAW tidak akan memerintahkan untuk melihatnya.

Dari Abu Hurairah ra berkata, `Saya pernah di tempat kediaman Nabi, kemudian tiba-tiba ada seorang laki-laki datang memberitahu bahwa dia akan kawin dengan seorang perempuan dari Anshar, maka Nabi bertanya: Sudahkah kau lihat dia? Ia mengatakan: Belum! Kemudian Nabi mengatakan: Pergilah dan lihatlah dia, karena dalam mata orang-orang Anshar itu ada sesuatu.` (Riwayat Muslim)


Dalam hadits lainnya juga ada salah seorang shahabat yang mengalami kasus yang mirip.

Dari Mughirah bin Syu`bah bahwa dia pernah meminang seorang perempuan. Kemudian Nabi s.a.w. mengatakan kepadanya:`Lihatlah dia! Karena melihat itu lebih dapat menjamin untuk mengekalkan kamu berdua.` Kemudian Mughirah pergi kepada dua orang tua perempuan tersebut, dan memberitahukan apa yang diomongkan di atas, tetapi tampaknya kedua orang tuanya itu tidak suka. Si perempuan tersebut mendengar dari dalam biliknya, kemudian ia mengatakan:�Kalau Rasulullah menyuruh kamu supaya melihat aku, maka lihatlah�. Kata Mughirah: Saya lantas melihatnya dan kemudian mengawininya. (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Tarmizi dan ad-Darimi).


Dalil dalil di atas telah dengan jelas menunjukkan kepada kita bahwa penampilan pisik boleh menjadi bahan pertimbangan dalam memilih calon pasangan. Tentunya hal yang sama juga berlaku bagi para wanita ketika harus mempertimbangkan apakah menerima lamaran seorang laki-laki atau tidak.

Dan tentunya pertimbangan harta yang dimiliki pun boleh dijadikan bahan juga. Sebagaimana boleh mempertimbangkan segi nasab atau keturunannya. Kesemuanya boleh dijadikan bahan untuk pertimbangan, namun jangan sampai melupakan pertimbangan dari segi agama.

Sebaliknya, jangan juga hanya pertimbangan agamanya saja, sementara pisiknya tidak berbentuk alias ancur, hartanya tidak ada bahkan penuh dengna hutang dan keturunannya mungkin juga bukan dari kelurga baik-baik. Tentu setiap orang berhak memilih dan bebas menentukan pilihannya.

Selain pertimbangan 4 faktor di atas, pada dasrnya agama Islam memberikan hak kepada seseorang untuk memilih pasangan hidup berdasarkan subjektifitas selera setiap individu maupun keluarga dan lingkungannya.

Intinya, meski pun 4 hal dari sisi yang pertama tadi sudah dianggap cukup, bukan berarti dari sisi yang lainnya bisa langsung sesuai. Sebab masalah selera subjektif adalah hal yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Karena terkait dengan hak setiap individu dan hubungannya dengan orang lain.

Sebagai contoh adalah kecenderungan dasar yang ada pada tiap masyarakat untuk menikah dengan orang yang sama sukunya atau sama rasnya. Kecenderungan ini tidak ada kaitannya dengan masalah fanatisme darah dan warna kulit, melainkan sudah menjadi bagian dari kecenderungan umum di sepanjang zaman. Dan Islam bisa menerima kecenderungan ini meski tidak juga menghidup-hidupkannya.

Sebab bila sebuah rumah tangga didirikan dari dua orang yang berangkat dari latar belakang budaya yang berbeda, meski masih seagama, tetap saja akan timbul hal-hal yang secara watak dan karakter sulit dihilangkan.

Contoh lainnya adalah selera seseorang untuk mendapatkan pasangan yang punya karakter dan sifat tertentu. Ini merupakan keinginan yang wajar dan patut dihargai. Misalnya seorang wanita menginginkan punya suami yang lembut atau yang macho, merupakan bagian dari selera seseorang. Atau sebaliknya, seorang laki-laki menginginkan punya istri yang bertipe wanita pekerja atau yang tipe ibu rumah tangga. Ini juga merupakan selera masing-masing orang yang menjadi haknya dalam memilih.

Islam memberikan hak ini sepenuhnya dan dalam batas yang wajar dan manusiawi memang merupakan sebuah realitas yang tidak terhindarkan.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

sumber: syariahonline.com

Tuesday, August 22, 2006

Selalu Kepikiran Wanita yang Telah Menolak


....
sudah beberapa minggu ini hati saya selalu resah dan kadang tidak tenang, karena dalam beberapa minggu ini saya selalu kepikiran seorang wanita. Menurut pribadi saya sifat wanita tersebut memang sudah lama yang saya cari. Tapi setelah saya bilang ke wanita tersebut dia seperti menjauh dari saya. Jika memang dia tidak cocok dengan saya. Saya ikhlas dengan apa yang terjadi tetapi saat ini saya selalu kepikiran si wanita tersebut hingga saya sudah cuek dengan apa yang terjadi dengan saya tetapi saya tidak bisa melupakannya. Saya sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Saya mohon pencerahannya.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

UH

Jawaban

Assalammu'alaikum wr. wb.

Saudara UH yang dirahmati Allah,

Duh beratnya patah hati ya bung, gadis impian yang diharapkan selama ini ternyata menolak bahkan terkesan menjauh. Memang tidak enak rasanya jika harus menerima perasaan ditolak oleh orang yang sudah lama kita idam-idamkan. Dan nampaknya perasaan anda memang demikian kuat pada gadis itu, karena meski ditolak anda terus terbayang padanya bahkan sampai tidak lagi peduli pada diri sendiri.

Nampaknya perasaan kecewa akibat ditolak pujaan hati ini cukup besar dampaknya bagi anda. Karena jika benar anda merasa ikhlas dengan penolakannya maka rasanya tak mungkin penolakannya membuat anda jadi "cuek pada apapun yang terjadi pada diri anda" (?). Apa yang anda rasakan menunjukkan bahwa sebenarnya anda belum dapat ikhlas sepenuhnya dengan kenyataan tersebut.

Namun dapat dimaklumi jika saat ini anda masih merasakan kekecewaan yang besar, tapi ingatlah bahwa perasaan adalah sesuatu yang datang dan pergi seiring waktu. Mungkin klise jika dikatakan waktu juga yang kan menyembuhkan, tapi kenyataannya waktu memang dapat mengurangi intensitas perasaan suka duka yang kita rasakan. Jadi terimalah kekecewaan yang anda rasakan saat ini, namun jangan larut di dalamnya.

Bukankah Allah menciptakan banyak wanita di muka bumi ini? Anda bertemu salah satunya yang sesuai dengan impian anda, tapi jika anda percaya bahwa akan ada wanita sholehah lain yang lebih baik untuk anda. Maka janganlah kaget ketika keyakinan anda menjadi kenyataan, karena begitu banyak manusia yang mengalami dahsyatnya keyakinan yang tertanam ternyata dapat mewujudkan harapan.

Jadi saran saya, jika wanita itu impian anda berdoalah kepada Allah agar diberikan-Nya wanita tersebut untuk anda. Dan jika wanita itu memang bukan yang terbaik, maka mintalah Dia memberikan gantinya yang lebih baik. Yakinlah bung, bukanlah do'a itu senjata orang mukmin? Wallahu'alambishshawab.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Rr. Anita W.

Cara Terbaik Melamar Wanita Shalihah

.....
Pokoknya ia merupakan gambaran wanita ideal yang selama ini saya idamkan. Akhirnya saya memutuskan untuk melamarnya, karena saya tidak ingin hatiku gelisah terus menerus yang pada akhirnya akan mengganggu ibadah saya karena terus memikirkan dia. Menurut Ibu, cara terbaik yang bagaimana yang harus saya lakukan? Apakah saya harus meminangnya secara langsung lewat perantara teman, atau saya menulis surat kepadanya menyatakan keinginan saya untuk melamarnya?

Saat ini saya berencana untuk mengirim surat untuknya lewat perantara teman yang dekat dengannya. Terus terang, saya belum ada keberanian menemuinya langsung, selain hati saya selalu diliputi khawatir ditolak, juga pada dasarnya seorang pemalu, karena saya jarang dekat dengan seorang wanita sebelumnya dan juga saya pantang berpacaran. Mohon saran dan pendapat dari ibu. Terima Kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Dino

Jawaban

Assalammu'alaikum wr. wb.

Saudara Dino yang dirahmati Allah, Tidak mudah memang mengambil langkah besar melamar seorang wanita. Di manapun lelaki biasanya merasa deg-degan untuk memulainya. Ada perasaan takut ditolak serta harapan untuk diterima membuat langkah jadi maju mundur. Tapi memang harus ada keberanian untuk mencoba agar jelas dan tak mati penasaran dibuatnya.

Melamar wanita memang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung anda dapat saja langsung menghadap pada walinya untuk menyatakan lamaran. Namun cara demikian memang lebih beresiko karena si wanita dalam keadaan yang benar-benar tidak siap. Sedangkan cara lain memang langsung bertanya pada wanita tersebut dengan langsung menyatakan maksud atau hanya dengan sindiran.

Dan melalui perantara juga bisa saja dilakukan sebagaimana dulu Khodijah r.a. melamar Rasulullah pun melalui perantara. Intinya cara manapun dapat anda lakukan selama cara tersebut tidak melanggar nilai moral dan agama, seperti hanya mengajak si wanita pergi berdua dengan anda ke tempat sepi. Melamar pun tetap harus didampingi mahrom

Setelah melamar, pasrahkan semuanya kepada Allah, ditolak atau diterima jangan risaukan, yang penting anda sudah berusaha. Dan tak perlu merasa malu dan rendah diri jika ditolak, karena anda tidak sendirian banyak lelaki pernah mengalami yang anda alami. Jangan berputus asa melamar wanita sholehah setelahnya, penolakan bukan berarti anda buruk tapi mungkin dia bukan yang terbaik untuk anda. Allahu akbar, selamat berusaha.

Wassalammu'alikum wr. wb.

Rr. Anita W.

sumber: eramuslim.com

Tuesday, August 08, 2006

menanti sebuah jawaban



waduh suer deh, hari hariku dalam menanti mutiara, sangat mengusik hariku dan jiwaku, tak sadar ku terus terbuai dalam lamunan jiwa tapi ku sadar bahwa semua perlu perjalan waktu dan yang penting bagiku adalah menjalani 4 tahap:
1. Mujahadah
Mujahadah diambil dari kata Jahada, artinya sungguh-sungguh. Allah swt. memerintahkan agar kita sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaaan, jangan asal-asalan. Kalau kita menjadi mahasiswa, belajarlah sungguh-sungguh dan selesaikan kuliah tepat waktu. Kalau kita menjadi padagang, berikan pelayanan dan produk terbaik agar pelanggan ketagihan menggunakan produk yang kita jual. nah kalau kita cari jodohpun kita harus sungguh-sungguh dalam artian jangan untuk penyela waktu saja, dan jangan patah semangat apabila kita memerlukan waktu yang lama untuk mendapatkan jodoh.semua perlu proses . Ini semuanya dikategorikan mujahadah.
Mujahadah, selain bermakna sungguh-sungguh, juga bermakna sistematis. Suatu pekerjaan hasilnya akan menggembirakan apabila dilakukan dengan kesungguhan dan sistematis. Allah Swt. sangat menyukai orang yang bekerja secara rapih dan sistematis.nah untuk jodohpun yang lagi saya lakuin ini adalah pertama kenal dan taaruf dan udah kalau cocok ya khitbah. dalam proses ta'aruf pun ingat harus sesuai syariat.
2. Do'a
nah setelah berusaha iringi langkah kita dengan doa."Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku." (QS. Al-Baqarah 2:152)
ingat pula pepatah
Usaha tanpa doa adalah sombong
do'a tanpa usaha adalah bohong
3. Syukur
Apabila mujahadah dan do'a menyertai seluruh usaha kita, Insya Allah kesuksesan mendapatkan jodoh yang kita impikan dan dambakan akan mengantarkan pada rasa syukur. Prinsip ini perlu kita pegang karena kesuksesan sering mengantarkan manusia pada keangkuhan, padahal angkuh adalah sifat yang paling dimurkai Allah swt. Apabila kita pandai bersyukur, Allah swt. akan semakin menambah nikmat-Nya.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya adzabku amat pedih." (Q.S.Ibrahim 14: 7)

4. shabar
nah ini yang harus di ingat, apabila jodoh belum juga di dapat jangan putus asa, apalagi sampe bunuh diri.
Shabar artinya tahan uji menghadapi berbagai cobaan. Mungkin saja kita telah bekerja keras, sistematis, dan disertai do'a, namun bisa jadi hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Nah, shabar adalah obatnya. Shabar bukan diam dan meratapi kegagalan, tetapi shabar adalah mengintrospeksi diri mengapa jodoh belum di dapat atau mengapa dia menolak cintaku padahal aku sudah berusaha tampil lebih baik? introspeksi dirilah mengapa ia menolak anda dan bila tetap menolak carilah yang lain, mungkin meurut pandangan anda "dia kayaknya sesuai deh yang aku inginkan" tapi menurut Allah dia bukan yang terbaik, maka . "Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah mawas diri…" (Q.S.Ali Imran 3 :200)

hehehe itu sih rumusan ustad Aam yang gue modif sesuai keadaan yang aku rasaian saat ini, dimana 4 prinsip tadi membuat ku "Tegar" (kayak lagunya Rossa:))
nah mungkin perasaanku saat ini dapat diwakili sama liriknya dari Padi

menanti sebuah Jawaban

aku tak bisa luluhkan hatimu...

dan aku tak bisa menyentuh cintamu...
seiring jejak kakiku bergetar...
aku tlah terpaku oleh cintamu...
menelusup hariku dengan harapan...
namun kau masih terdiam membisu...

sepenuhnya aku...ingin memelukmu
mendekap penuh harapan...tuk mencintaimu
setulusnya aku...akan terus menunggu
menanti sebuah jawaban tuk memilikimu

betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
semoga kau tau isi hatiku...
dan seiring waktu yang terus berputar
aku masih terhanyut dalam mimpiku...


aku tak bisa luluhkan hatimu
dan aku tak bisa menyentuh cintamu

................
sumber: ust.Aam
sumber gambar: photobucket.com

kriteria kebahagiaan dunia


Anas bin Malik r.a. menerangkan, Rasulullah saw. senantiasa membiasakan diri membaca do'a: "Rabbanaa aatina fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaabannar." (H.R. Bukhari). Alangkah indahnya apabila kita pun membiasakan diri membaca do'a ini. Orang setingkat nabi Muhammad saw. saja rajin membacanya, mengapa kita tidak?

Pertanyaannya, apakah yang dimaksud kebahagiaan dunia itu? Atau dengan kata lain, apakah indikator kebahagiaan dunia itu? Paling tidak, ada tujuh tanda kebahagiaan dunia, yaitu:

1. Hati Yang Selalu Syukur
Apabila kita selalu mensyukuri apa yang Allah swt. berikan, konsekuensinya kita akan selalu menerima dengan lapang dada ujian apa pun yang menimpa diri kita, sepahit dan sehebat apapun ujian tersebut. Oleh sebab itu, hati yang syukur menjadi kriteria kabahagiaan dunia, karena dengannya kita akan selalu syukur kalau ditimpa kebaikan dan akan sabar kalau ditimpa kesulitan. Bukankah sikap seperti ini yang akan membuat kita bahagia?

Abu Yahya Shuhaib bin Sinan r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan ia bersabar maka itu lebih baik baginya.” (H.R.Muslim)

2. Jodoh yang Shaleh
Sungguh bahagia kalau kita punya jodoh yang shaleh, yang bisa menjadi penyejuk saat kita lelah menghadapi tantangan-tantangan hidup, menjadi penggembira saat kita sedih, dan menjadi pelindung saat kita menghadapi kesulitan. Jadi, mempunyai jodoh yang shaleh bisa dipastikan menjadi dambaan setiap orang. Namun, kenyataannya tak semudah yang kita harapkan, sebab Allah swt. telah menjadikan suami ataupun isteri menjadi batu ujian dalam kehidupan ini.

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka, dan jika kamu maafkan dan berlapang dada dan kamu menutupi kesalahannya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. At-Taghabun 64: 14)

Jadi, walaupun jodoh yang shaleh itu menjadi dambaan kita, namun belum tentu kita mendapatkannya walau sudah berusaha sekuat tenaga. Bisa jadi, di antara kita ada yang diuji oleh isteri yang tidak shaleh seperti halnya nabi Nuh dan Luth a.s., atau diuji oleh suami yang tidak shaleh seperti halnya Asiah yang bersuamikan Fir'aun. Allah swt. menjelaskan hal ini dalam ayat berikut,

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya di bawah pengawasan dua hamba yang shaleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat (tidak mematuhi) suaminya, maka kedua suaminya itu tidak dapat meolong kedua isterinya sedikit pun dari siksa Allah dan dikatakan: Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang memasukinya.”
“Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan terhadap orang-orang yang beriman, ketika dia berkata: Hai Tuhanku, dirikanlah bagiku di sisi-Mu satu rumah di surga, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
(Q.S. At-Tahrim 66: 10-11)
Oleh sebab itu, kita harus berusaha dan berdo'a agar diberi jodoh yang shaleh sehingga bisa meraih kebahagiaan dunia.

3. Anak yang Shaleh
Di antara indikator kebahagiaan dan kesuksesan dunia adalah kita memiliki putera-puteri yang shaleh, yang bisa menjadi penyejuk hati orang tuanya. Anak merupakan titipan Allah swt. yang harus dirawat, dididik dengan serius dan penuh tanggung jawab. Allah swt. mengingatkan agar kita bisa melahirkan generasi yang memiliki kekuatan materi, intelektual, dan spiritual. Kita mesti merasa takut kalau kita meninggalkan genarasi yang lemah, baik lemah secara material, intelektual, ataupun spiritual.

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya meninggalkan anak-anak yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka, maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S. An-Nisa 4: 9)

Selain sebagai titipan, anak pun merupakan batu ujian bagi kehidupan kita. “Sesungguhnya harta-harta kamu dan anak-anak kamu adalah cobaan. Dan di sisi Allahlah pahala yang besar.” (Q.S. At-Taghabun 64:15).
Kalau kita sudah bersungguh-sungguh mendidiknya, namun ternyata anak tersebut tidak menjadi shaleh sesuai harapan kita, berarti kita sedang diuji Allah swt. dengan anak, seperti halnya Nabi Nuh a.s. yang telah bekerja keras mendidik anaknya yang bernama Kan'an, namun anaknya malah memusuhi ayahnya dan menentang ajaran-ajaran yang disampaikan ayahnya. Oleh sebab itu, bersyukurlah kalau kita memiliki anak yang shaleh, karena anak yang shaleh merupakan tanda kebahagiaan dunia.

4. Lingkungan Pergaulan yang Shaleh
Manusia adalah makhluk sosial, artinya dia tidak bisa hidup sendirian tanpa teman. Persahabatan atau pertemanan akan banyak mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan berbuat, sehingga ada keterangan yang menyebutkan Al Mushahabatu tasriqu Thabii'ah, artinya persahabatan itu suka mencuri tabiat. Maksudnya, dalam berinteraksi dengan teman sangat mungkin ada perilaku atau cara berpikir mereka yang diadopsi oleh kita, dan bisa juga sebaliknya.
Syukur-syukur kalau kita selalu mengadopsi cara berpikir dan berbuat orang lain yang positif. Yang dikhawatirkan, kalau yang kita adopsi dari mereka justru hal-hal negatif. Begitu pentingnya peranan sahabat atau lingkungan, sampai-sampai nabi Ibrahim a.s. pernah berdo'a, “Rabbi hablii hukman wa alhiqnii bishshalihin,” artinya: Ya Tuhanku, beri aku ilmu dan masukkan aku ke dalam lingkungan orang-orang shaleh. (Q.S. Asy-syu'ara 26: 83).
Tentu saja do'a ini bisa kita baca juga untuk meminta kepada Allah agar diberi teman atau lingkungan pergaulan yang baik. Beruntunglah kalau kita memiliki lingkungan pergaulan yang baik karena itu merupakan indikator kebaikan dunia.

5. Harta yang Halal
Manusia tidak bisa lepas dari kehidupan yang bersifat material, karena Allah swt. telah menetapkan fitrah kepada manusia untuk mencintai harta, sebagaimana firman-Nya:
“Dijadikan indah bagi manusia macam-macam yang dinginkannya, di antarnya wanita-wanita, anak-anak, harta yang melimpah berupa emas, perak, kuda (kendaraan) yang bagus, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan pada sisi Allah ada sebaik-baik tempat kembali (surga).” (Q.S. Ali Imran 3: 14)

Yang menjadi persoalan adalah cara mendapatkannya. Tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan harta dengan asumsi bahwa harta yang banyak akan menjamin kebahagiaan dunia. Padahal, kebahagiaan sesungguhnya bukan diukur dari berapa banyaknya harta yang kita punya tapi seberapa halal kita mendapatkannya.

Sesungguhnya, maraknya korupsi dan manipulasi dipacu oleh asumsi bahwa kesuksesan dunia diukur dari banyaknya harta dan bukan dari aspek kehalalannya. Selama sebagian bangsa kita masih memikili asumsi seperti ini, maka praktik korupsi, kolusi, dan manipulasi lainnya akan tetap marak. Jadi, untuk menghapus praktik-praktik haram itu, paradigma berpikir tentang harta mesti diubah, bahwa kemuliaan seseorang bukan diukur dari banyaknya harta tapi ditentukan oleh seberapa halal cara mendapatkannya. Jadi, kriteria kebahagiaan dunia adalah harta yang halal bukan harta yang banyak, syukur-syukur harta kita itu halal dan banyak.

6. Ilmu yang Bermanfaat
Allah memberikan pada manusia sejumlah perangkat untuk mendapatkan ilmu, di antaranya pendengaran, penglihatan, dan akal, sebagaimana firman-Nya:
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, serta hati agar kamu bersyukur." (Q.S. An-Nahl 16: 78).
Yang dimaksud agar kamu bersyukur adalah agar kita menggunakan mata, telinga, dan akal untuk mendapatkan ilmu.

Ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia menjadi lebih unggul dibandingkan makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Hal ini terungkap dalam kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 31-32, yaitu ketika Allah menunjukkan kemampuan Nabi Adam a.s. dalam memahami fenomena alam dihadapan para malaikat.
Oleh sebab itu, apabila kita memiliki ilmu --apapun jenis ilmu tersebut, apakah ilmu kauniyyah (ilmu tentang alam semesta dengan segala fenomenanya) ataupun ilmu diniyyah (ilmu yang berkaitan dengan keagamaan)--, selama ilmu itu bermanfaat bagi kehidupan, berarti kita telah mendapatkan kebaikan dunia. Rasulullah saw. dalam suatu riwayat yang shahih menyebutkan bahwa ada tiga amalan yang akan terus mengalir pahalanya walaupun kita sudah wafat, yaitu, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendo'akan orang tuannya, dan shadaqah jariah. Oleh sebab itu, sungguh beruntung kalau ilmu yang kita miliki bermanfaat untuk kehidupan sehingga bisa menjadi amalan yang mengalir pahalanya walaupun kita sudah meninggal.

7. Umur yang Barakah
Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang terikat waktu. Sifat waktu itu dinamis, berjalan terus. Keadaan manusia pun berubah sesuai dengan perjalanan waktu. Contoh sederhana, bulan lalu kita masih mahasiswa, sekarang sudah bergelar sarjana atau bisa juga malah drop out. Tahun lalu bergelar ayah, sekarang menjadi kakek. Jadi, sadar atau tidak, perjalanan waktu akan mengubah kita.

Persoalannya, ke arah mana perubahan itu terjadi? Ada tiga kemungkinan. Siapa yang kualitas amal shaleh hari ini sama dengan kemarin, itulah orang yang tertipu oleh waktu. Siapa yang kualitas hari ini lebih buruk dibandingkan dengan hari kemarin, itulah orang yang terpuruk. Dan siapa yang kondisi hari ini lebih baik dari hari kemarin, itulah orang yang mendapat rahmat.

Ciri orang yang mendapat kebahagiaan dunia adalah orang yang selalu berusaha agar hari ini lebih baik dari kemarin. Selalu berusaha mengisi umurnya dengan hal-hal yang bermanfaat. Itulah yang disebut umur yang barakah. Makin bertambah umurnya, makin meningkat pula amaliah shalehnya. Sehingga ketika Allah swt. memanggilnya, ia berada di klimaks keshalehan.

Mencermati analisis di atas, bisa disimpulkan, ketika kita memohon “Ya Allah berikan kepada kami kabahagiaan dunia,” berarti kita meminta minimal tujuh kebaikan, yaitu hati yang syukur, jodoh yang shaleh, anak yang jadi penyejuk hati, lingkungan pergaulan yang baik, harta yang halal, ilmu yang bermanfaat, serta umur yang barakah.

Lalu, apa yang dimaksud, “Ya Allah, berikan kepada kami kebahagiaan akhirat dan jauhkan kami dari adzab neraka?” Kebahagiaan akhirat adalah Ridha Allah dan surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Maidah ayat 119,
“ . . . Bagi mereka surga yang penuh kenikmatan; mereka kekal di dalamnya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap Allah. Itulah keberuntungan yang sangat besar.”
Semoga Allah swt. memasukkan kita dalam surga yang penuh kenikmatan. Amiin.
Wallahu A'lam
sumber: Ustad.Aam Amirudin
gambar:
www.karangkraf.com.my

Sunday, August 06, 2006

mutiara di tepian

beberapa hari lewat, saya bersama teman diajak untuk dikenalkan dengan sebuah mutiara, sebelumnya saya sudah mejelaskan kriteria mutiara apa yang hendak saya miliki, berdasarkan kriteria itulah teman saya ini memperkenalkan mutiara, tapi sungguh rasa malu untuk bertemu mutiara itu masih menyelusup dalam qolbu, namun dengan di dasarkan niat yang tulus kucoba tuk memberanikan diri untuk melihat mutiara itu dan alhamdulillah ku dapat melihatnya meskipun ku harus menunggu beberapa lama karena mutiara itu belum kunjung tiba, terus terang saya tidak berani berkata banyak namun subhanalloh, ternyata mutiara itu mampu menyilaukan relung qolbuku paling dalam, hingga akupun bertanya inikah mutiara yang selama ini aku cari? setelah mengenal sekilas, aku dan temanku itu pulang. di satu tempat temanku itu bertanya? bagaimana penilaimu tentang mutiara tadi?inginkah kamu memilikinya? dengan keyakinan dalam hati lalu saya dan teman bersalaman dan disaksikan beberapa orang dekat bahwa saya mginginkan mutiara itu. dan akupun berdoa semoga mutiara mendampingiku selamanya di kala suka dan duka. amin

Suami Yang Sholeh


Kriteria suami yang shaleh adalah suami yang selalu berusaha melaksanakan seluruh kewajiban secara baik dan bertanggung jawab. Apabila Anda bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban berikut, Insya Allah Anda akan menjadi suami yang shaleh. Adapun kewajiban-kewajiban tersebut adalah,

  1. Memberikan nafkah lahir berupa sandang, pangan, dan papan sesuai kemampuan,
  2. sebagaimana firman Allah swt.,

    “Dan kewajiban ayah (suami) memberi makan dan pakaian kepada para ibu (isteri) dengan cara yang baik.” (Q.S. Al-Baqarah: 233)

    “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.” (Q.S. Ath-Thalaaq 65: 6)

  3. Memberikan nafkah batin

  4. Salah satu kebutuhan manusia adalah terpenuhinya hasrat biologis. Hubungan biologis akan menjadi perekat pernikahan apabila dilakukan atas dasar saling membutuhkan dan dilakukan dengan cinta. Allah swt. menetapkan bahwa suami berkewajiban memenuhi nafkah batin isteri.

    “Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (Q.S. Al Baqarah: 223)

    Ayat ini sifatnya perumpamaan, Allah swt. mengumpamakan istri bagaikan kebun tempat bercocok tanam sementara suami diumpamakan sebagai orang yang akan menanam benih, maka datangilah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja kamu kehendaki. Ayat ini menegaskan bahwa dalam melakukan hubungan intim, gaya apapun boleh dilakukan asal keduanya (suami-isteri) merasa nyaman. Yang dilarang hanya satu, yaitu tidak boleh melakukan hubungan intim lewat dubur sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ahmad dan Ash Habus-Sunan dari Abu Hurairah.

    “Terlaknatlah laki-laki yang mendatangi perempuan pada duburnya.”

  5. Memberi Bimbingan pada Keluarga

  6. Suami mempunyai status sebagai pemimpin dalam keluarga, karenanya ia berkewajiban memberi nafkah lahir, batin, dan memberi bimbingan agama kepada istri dan anaknya.

    “Kaum laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri), oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (suami) atas sebagian yang lain (istri), dan karena mereka (suami) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Q.S. An-Nisaa 4: 34)

    “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (Q.S.Thaahaa: 132)
  7. Memperlakukan istri secara baik dan menjaga perasaannya
    Rasulullah saw. menilai bahwa suami yang terbaik baik adalah yang paling baik pada istrinya


  8. “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaqnya, dan sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada istrimu.” (H.R. Tirmidzi)

    “...dan bergaullah dengan mereka secara baik...” (Q.S. An-Nisaa :19)


    “Hendaklah kamu (suami) memberi makan istri apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian kepadanya bila engkau berpakaian, dan jangan engkau pukul mukanya, dan jangan engkau jelekkan dia, dan jangan engkau jauhi melainkan di dalam rumah.” (H.R. Ahmad, Abu Daud, Nasa'i, dan yang lainnya)

Apabila empat kewajiban ini Anda kerjakan dengan sebaik-baiknya, insya Allah Anda akan menjadi suami yang ideal bagi istri dan menjadi ayah yang jadi kebanggaan anak-anaknya. Semoga! Wallahu A'lam.

sumber :Ust. Aam Amirudin (pimpinan yayasan percikan iman, Bandung)
sumber gambar: fajri.freebsd.or.id

Friday, August 04, 2006

blog baruku


maaf, ini saya, dan ini alamat blog saya di friendster klik disini, adapun data pribadi saya bisa di klik di sini, jangan lupa ya?
oh, ini adalah blog baruku, karena blog yang lama aku lupa sama ID dan Passwordnya :( , adapun keinginan tuk nulis lagi karena aku lagi cari mutiara hidup